Latest News

Featured
Featured

Gallery

Technology

Video

Games

Recent Posts

Saturday, January 26, 2019

Suasana adu gagasan antar organisasi. NU versus MTA !!!

RANTING NU, UJUNG TOMBAK ORGANISASI

Secara organisatoris politis, NU baru berdiri di Surabaya pada 1926 ketika para ulama mendirikannya, tetapi secara sosiologis kultural, eksistensi NU sebenarnya sudah lama ada ketika pemikiran-pemikiran Ahli Sunnah Wal Jama'ah (Aswaja) memperoleh tempat dikalangan umat Islam di negeri kita. Sedangkan munculnya organisasi NU tahun 1926, boleh dikata hanya melembagakan dari para penganut Aswaja yg terorganisir dlm kelompok-kelompok jama'ah para kyai. Tentu saja tdk sekedar melembagakan Aswaja yg mendorong berdirinya NU, namun juga ada proses-proses sosial lain yg menyertainya.
Munculnya kelompok-kelompok baru yg ketika itu kritis terhadap praktik-praktik penganut Aswaja dan situasi kolonialisme, misalnya, telah mempercepat proses pelembagaan, selain sbg upaya menggapai kemaslahatan umat. Dengan demikian ada kompleksitas faktor yg mendorong kelahiran NU.
Sejak berdirinya pada 1926, NU mengalami perkembangan jumlah yg sangat menggembirakan.  Sampai saat ini, jumlah warga Nahdliyin mencapai tdk kurang dari 40% dari seluruh penduduk muslim negeri ini. Namun perkembangan jumlah warga NU yg sangat pesat itu, disisi lain dianggap agak memprihatinkan, karena sekian banyak orang yg mendadak bergabung dengan NU, ternyata tidak mesti bisa diurus secara organisatoris administratif. Tenaga yg bisa mengurus, tidak sebanding dengan besarnya jumlah mereka yg harus diurus. Kepatuhan mereka masih lebih tertuju kepada kyai mereja masing-masing, yg selama ini membina dan mengendalikan mereka. Belum bisa tertuju kepada organisasi. Dalam pada itu, para kyai masih banyak yg menyimpan rasa kemandiriannya, belum dapat meleburkan diri sebagai anggota organisasi. Akan tetapi, meski kemandirian para kyai ini terkadang menyulitkan pengurus struktural mulai PB, Wilayah (PW), Cabang (PC), MWC, sampai Ranting, namun ada hikmah yg besar dibalik itu. Yakni ketika para pengurus struktural tidak mampu menguasai masalah besar, maka para ulama kultural ini lah yg mengatasinya.
Oleh karena merupakan organisasi besar, maka setiap saat, NU menghadapi banyak persoalan hingga banyak yg harus dibenahi dalam tubuh organisasi. Kalau melihat struktur organisasinya, sebenarnya NU sudah menjadi organisasi yg lengkap, karena telah mempunyai banyak perangkat. Mulai dari 14 buah Badan Otonom (Banom) seperti Muslimat, Ansor, Lesbumi, Sarbumusi, dll. Serta 18 Lembaga, seperti Lembaga Perekonomian, Lembaga Da'wah, Lazis, Lembaga Ma'arif, dll.
Banom ialah unit kegiatan di NU yg bertugas mengurus kelompok tertentu dari kalangan NU yg memiliki otonomi atau hak mengatur rumah tangganya sendiri, punya pengurus, punya peraturan dasar, dll. Banom punya hierarkis/jenjang vertikal dari bawah keatas tanpa melalui NU-nya.
Adapun lembaga Ansor, ialah unit yg bertugas mengurus sebagian program NU dan merupakan ujung tombak bagi NU ditingkatanya masing-masing. Hubungan suatu Lembaga dengan Lembaga ditingkat atas atau ditingkat bawahnya, bukanlah hubungan hierarkis, yakni bukan sebagai atasan atau bawahan, tetapi hanya bersifat teknis. Lembaga tidak mempunyai anggota, hanya punya pengurus yg diangkat oleh pengurus NU ditingkatnya masing-masing. Lembaga bertanggung jawab kepada NU ditingkatnya masing-masing.
Sebagaimana diketahui, secara vertikal, NU mempunyai struktur mulai Pusat, Wilayah, Cabang, MWC sampai Ranting. Dengan struktur kepengurusan NU yg sampai ke tingkat Ranting di desa ini, maka jika diibaratkan sebuah mobil, NU sudah memiliki mesin dan segala komponen lainnya. Pengurus PB, PW, PC sebagai mesin, sedangkan MWC sebagai "Peleg", dan Ranting sebagai "Ban" yg langsung bersentuhan dengan jalan yg dilalui, dalam hal ini adalah warga Nahdliyin itu sendiri yg jumlahnya sangat banyak bagaikan jalanan yg sangat panjang. Dengan demikian, dalam struktur kepengurusan di NU, keberadaan pengurus Ranting sangat strategis, baik dilihat dari aspek status maupun fungsinya. Posisi Ranting adalah ujung tombak bagi lancar dan efektivitas program-program Jam'iyah, karena kegiatan NU yg dilaksanakan sebagai agenda organisasi maupun aktivitas anggota yg sifatnya tradisi, banyak dilakukan ditingkat desa atau Ranting. Merekalah yg melayani masyarakat, memberikan jawaban sekaligus memfasilitasi kegiatan yg bertradisikan NU, seperti diba'an, tahlilan, yasinan dan lain-lainnya yg melekat dan menjadi trade mark warga dan Jam'iyah. Mereka juga memakmurkan masjid, mushalla ataupun langgar dengan berbagai aktivitas bercirikan tradisi warga NU.
Selain sebagai media untuk mempertemukan para pengurus NU dengan warganya, para ujung tombak kegiatan ini, diharapkan mampu meningkatkan kinerja para pengurusnya untuk menopang berbagai kebijakan jam'iyah ditingkat Pengurus Besar, Wilayah Cabang, maupun Wakil Cabang dengan berbagai pertemuan, khususnya di acara rutinan Lailatul Ijtima'. Dengan pertemuan dalam forum ini, diharapkan seluruh program NU yg digulirkan akan sinergis. Pembenahan dan penguatan NU, memang harus dimulai dari tingkat ranting ini, dari bawah keatas, atau dari pinggir ketengah. Karena dibagian atas dan tengah, biasanya disana sering muncul orang kuat secara alamiyah. Kegiatan pertemuan seperti Lailatul Ijtima', juga dapat dimanfaatkan untuk memberi pencerahan mengenai berbagai persoalan, khususnya banyak bermunculannya gerakan kelompok berhaluan keras yg selalu mengkritisi bahkan memperdebatkan ajaran Ahlus Sunnah. Dalam hal ini Ranting bisa berperan untuk mengupayakan proteksi terhadap warganya untuk tidak terpikat oleh faham mereka yg jauh dari ajaran para pendahulu kita itu.
Seperti diketahui, Faham Moderat, Tawassut, Tawazun, dan Tasammuh, dalam suatu aspek kehidupan, kini secara gencar selalu mendapatkan perlawanan dari berbagai kelompok Islam garis keras itu. Mereka biasanya berpenampilan khas yaitu menggunakan celana cingkrang. Para jema'ah yg berpenampilan seperti ini yg sering masuk ke masjid kita untuk ikut shalat berjamaah, memang harus selalu diwaspadai, karena pernah ada peringatan dari tokoh kyai NU yg bilang: "Kalau jema'ah golongan kita yg banyak masuk ke masjid, paling-paling sandal lah yg hilang. Kalau orang Muhammadiyah yg masuk, paling banter qunutnya yang hilang.Tetapi kalau orang-orang bercelana cingkrang yg masuk, bisa masjidnya yg hilang, seperti yg pernah banyak terjadi di daerah Mojokerto".
Meski HTI telah dibubarkan, kelompok berhaluan keras agaknya masih terus marak dimana-mana. Misalnya saja, Majlis Tafsir Al Qur'an (MTA) di Solo, yg didirikan oleh mendiang Ustadz Abdullah Thufail Saputra. Sejak tampuk kepemimpinanya dipegang oleh A. Sukino, Majlis Tafsir ini tampil lebih berani, dengan mengkritik habis tradisi dan amaliyah NU. Secara dengan ungkapan yg dirasakan sangat menyakiti pengamalnya. Bahkan pengikut MTA ditingkat bawah juga mulai berani menentang dan menuduh apapun yg tidak sejalan dengan MTA, dengan stigmatisasi sesat dan syirik. Majlis Tafsir yg setiap Minggu pagi pengajian di kantor pusatnya, di Solo, yg dipancarkan melalui channel televisi miliknya, dihadiri oleh sekitar 3000 jema'ah dari berbagai daerah, hingga dari luar Jawa ini terus mengembangkan sayap cabang-cabangnya ke berbagai wilayah. Warga MTA ditingkat bawah atau cabang pun juga telah mempunyai majlis pengajian pada hari-hari tertentu, dengan buku atau brosur pengajian wajib mereka. Di berbagai daerah, majlis ini juga giat mengadakan pengajian yg dipancarkan lewat radio miliknya.
Dengan gencarnya dakwah mereka seperti itu, sampai pernah ada salah seorang pengikut pengajian MTA
yg mengaku bahwa dia yg semula secara rutin aktif mengikuti acara Tahlilan, maupun Yasinan, dan sejenisnya, yg biasa diadakan di desa atau daerahnya, telah merasa mendapat hidayah dari Allah SWT. Setelah mendengarkan berbagai macam ceramah dari A. Sukino di kantor pusatnya di Solo, sehingga pada akhirnya, ia meninggalkan amalan-amalan yg telah menjadi tradisi di kalangan masyarat desanya itu. (Halim Sadega, Kediri)

Sunday, December 9, 2018

Digital Startup Tukutu, Sarana Jual Beli Sepatu Anda.

Beberapa tahun terakhir ini banyak sekali anak-anak muda yang menggunakan sneakers dalam acara-acara formal ataupun non-formal. Karena sifatnya sendiri, sneakers itu yang bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan kita. Sneakers sendiri ialah jenis dari salah satu sepatu yang notabennya dibuat untuk keperluan fashion, casual, ataupun bisa dipakai ke acara resmi sekalipun. Asal kata sneakers ialah sneak yang artinya mengendap-endap. Karena sesuai dengan bahan yang digunakan dalam sneakers, yang kalau dipakai tidak akan menimbulkan suara yang terlalu berlebihan. Tidak seperti pantofel, boots, dan lain-lain. Untuk sebutan para pencinta atau orang yang suka koleksi sneakers disebut SneakersHead. Dalam kalangan pecinta sneakers mereka saling melakukan review sneakers, buat event-event tentang sneakers, sampai pada jual beli sneakers. Dalam hal jual beli ini ada salah satu aplikasi yang dibuat oleh anak bangsa, yang bernama Tukutu.
Akhir tahun 2018 telah rilis sebuah toko online karya anak bangsa yang khusus bergerak di bidang jual beli sneakers. SneakerHead wajib buat sambangin toko online Tukutu ID. Tukutu adalah aplikasi yang didesikasikan untuk para pecinta sneakers atau sepatu di Indonesia, supaya akan mudah nantinya apabila mau melakukan kegiatan jual beli sepatu. Walaupun sebenarnya di Indonesia sudah menjamur, banyak sekali aplikasi marketplace yang bisa digunakan untuk aktivitas jual beli. Namun untuk saat aplikasi yang didalamnya hanya jual beli sepatu, belum ada. Maka hal itu menjadi peluang bagi pengusaha. Jargon dari Tukutu sendiri ialah Solusi Tepat Jual Beli Sepatu. Tukutu adalah singkatan daripada Tuku Sepatu, dalam bahasa Jawa. Yang dalam bahasa Indonesia artinya beli sepatu. Aplikasi ini sangat cocok buat para pecinta sepatu yang akan menambah koleksi sepatunya, atau hanya sekedar hobi jual beli sepatu. Dalam Tukutu semua sepatu yang akan dijual dan yang didistribusikan kepada pembeli sudah melalui cek legit oleh pihak warehouse Tukutu. Jadi sudah dijamin sepatunya original. Tak perlu ragu lagi bila akan melakukan transaksi sepatu di Tukutu.
Tukutu juga menjadi gebrakan baru di bidang industri sepatu, yaitu sebuah e-commerce baru yang khusus untuk menjual beli masalah sepatu, namanya Tukutu ID. Nah, mengapa saya membahasa Tukutu untuk saat ini? Mengingat ini adalah marketplace baru. Menurut saya hal ini patut diapresiasi. Karena ini merupakan sebuah local-pride, karena ini merupakan sebuah karya anak bangsa yang harus kita apresiasi. Untuk saat ini, Tukutu sudah bisa digunakan untuk pengguna Android, dan bisa didownload di PlayStore. Dan tuntuk pengguna iOS, akan tersedia di AppStore, kemungkinan sekitar awal tahun 2019. Di online market-place ini, kita bisa mencari sneakers-sneakers yang baru, sneakers-sneakers yang grail, atau rare atau langka sekalipun, dan juga disitu ada sebuah menu yang namanya LocalPride. Di dalam menu itu semua brand sepatu lokal ada disitu semua, tapi belum 100% ada. Hanya sebagian besar saja. Kemudia cara pengopreasian aplikasi Tukutu menurut saya mudah banget. Seperti halnya kita sedang menggunakan aplikasi Lazada, Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lain-lain.
Jadi bagi kita, sebagai makhluk milenial, hal ini merupakan hal yang sangat mudah. Lalu setelah terdaftar menjadi pengguna Tukutu, kita tidak bisa langsung menjadi seorang penjual. Misalnya di Bukalapak atau Tokopedia, setelah kita mendaftar, kita otomatis bisa beli dan kita bisa menjual. Untuk di Tukutu ini, tidak seperti itu. Pertama kali kita mendaftar, kita hanya punya hak untuk membeli atau hanya sekedar browsing saja. Untuk menjadi penjual bagaimana caranya? Caranya kita harus daftar ulang atau daftar lagi sebagai merchant atau sebagai penjual. Cara cukup mudah. Kita hanya masuk saja ke akun kita, ada menu daftar merchant, lalu kita bisa langsung daftar. Hal ini keren menurut saya. Karena bisa untuk meminimalisir aksi penipuan yang akan marak terjadi di online marketplace. Di lain tempat siapapun bisa menjadi penjual, namun di Tukutu ini kita harus mendaftar ulang lagi, dan yang memverifikasi itu adalah pihak dari Tukutu, setelah kita memenuhi syarat untuk daftar menjadi merchant tadi. Syaratnya kurang lebih adalah menuliskan alamat, identitas, melampirkan ID card, dll. Baru pihak Tukutu sendiri yang akan meng-approve atau memverifikasi bahwa kita diizinkan untuk berjualan di Tukutu atau tidak.
Kemudia untuk sistem order di Tukutu ini kurang lebih sama denga online market-place yang lain. Cuma saja alurnya, ketika kita beli sepatu, penjual tidak akan langsung mengirimkan sepatu kepada pembeli. Jadi begini, ketika kita beli sepatu di Tukutu, penjualnya itu mengirimkan sepatu ke alamat warehouse Tukutu. Nah, dari pihak Tukutu nanti mereka akan mengecek, mereka akan memverifikasi, mereka akan mengecek legit atau tidak apalagi untuk sepatu yang mahal-mahal, mereka juga akan memastikan barang yang dijual itu sesuai dengan deskripsi, barang yang dijual benar-benar original. Setelah diyakinkan, dan akan diverifikasi, mereka akan membungkusnya dengan cara double box. Dan kemudian mengirimkan kepada pembeli. Ya menurut saya hal tersebut merupakan terobosan terbaru, tetapi agak memakan sedikit waktu. Kemudian di Tukutu ini sifatnya barang yang dijual di Tukutu akan dikenakan fee titip jual. Lalu tadi ada sebuah menu yang sangat keren menurut saya, yaitu Local Pride, ya walaupun  itu merupakan sebuah kategori saja. Jadi itu bukan offcial resmi dari brand-brand tersebut. Jadi itu sifatnya mengkategorikan saja. Seumpama saja kita akan menjual Sepatu Compass. Untuk saat pengiisian data nanti kita akan disuruh memilih kategori daripada brand sepatu itu, dan nanti setelah selesai produk itu akan muncul pada kategori Local-Pride dan pada brand Sepatu Compass. Ini menurut saya keren banget. Lalu umpama kita pengen cari sepatu NAH Project, kita bisa langsung masuk ke menu Local Pride, terus pencet saja bagian NAH Project, kita sudah bisa menemukan beberapa sepatu dari NAH Project dengan range harga yang berbeda-beda. Nanti tingga kita sesusaikan denga budget yang kita punya. Dan jangan sampai selera kita tidak sesuai dengan seller.
Jadi disini sebenarnya pembuatan aplikasi Tukutu ini berawal dari kegelisahan seorang dokter yang juga menerima titip jual segala sepatu dan juga apparel, yang tiap hari semakin banyak dan membludak. Maka muncul keinginan membuat digital startup ini. Seorang dokter tadi bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi, yang beliau asli dari Solo, lalu kuliah di Jogja dan menetap di Jogja sampai 2018 ini. Dalam pembuatan Tukutu ini, Tirta bekerja sama dengan temannya dari berbagai pihak. Mulai dari pembuatan aplikasi, dari perwakilan sneakerhead, dan lain-lain. Setelah melewati beberapa kali pertemuan meeting, maka diluncurkanlah aplikasi Tukutu itu. Tirta sendiri memang sudah memiliki usahan sendiri dan beberapa pekerjaan lainnya, maupun sudah ada produk juga. Tentunya dia juga memiliki pandangan tersendiri menganai leadership. Mulai dari mengurus karyawan, me-manage toko, dan lain sebagainya. Marketing juga tidak kalah penting dalam dunia bisnis. Tirta selalu memberi semangat kepada para pengusahan lokal di Indonesia ini, supaya Indonesia tidak terpuruk dalam masalah ekonomi. Maka perlu adanya dukungan dari kita semua masyarakat Indonesia, untuk selalu mendukung produk lokal. Masalah marketing dari Tirta sendiri, mungkin yang unik ialah dia selalu mempromosikan produknya di setiap saat, entah mulai dari tampilan siaran langsung di Instagram, dalam konten Youtubenya, dalam seminarnya, dan lain-lain. Branding yang ia bangun memang masih termasuk muda dalam dunia bisnis, tetapi sudah bisa dirasakan oleh sebagaian besar sneakerhead di Indonesia. Dan sekarang ini, juga lagi gencar-gencarnya isu #LocalPride. Kita harus bangga menggunakan brand lokal. Kita harus dukung hal tersebut. Semoga kita semua bisa terinspirasi dengan ada pengusaha yang membangkitkan semangat para pengusaha lokal untuk lebih giat lagi dalam membangun ekonomi bangsa ini.

Saturday, September 29, 2018

Ekstrimisme? Jangan... Ini ideologi rokokku. Punyamu, manaaa?

Ideologi di Balik Rokokku : Oleh Halim Sadega
Sabtu, 29 September 2018 | 00:30 WIB

Industri Rokok - Buruh bekerja melinting rokok kretek di pabrik rokok milik PT Djarum, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (28/11/2011). Industri rokok hingga saat ini masih menjadi salah satu penyumbang pajak negara terbesar di Indonesia.

Seorang yang hingga umur 58 th tak pernah merokok, dan tiba-tiba merokok, jelas bukan karena salah pergaulan. Selama ini tak pernah ada yang salah dalam pergaulan saya. Para perobkok berat di antara kenalan, teman dan sahabat, maupun anak buah di kantor, tetap menjadi perokok berat dan saya tak terpengaruh, kecuali merasa sumpek dan panas.

Merokok tidak sehat. Merokok mempengaruhi kesehatan lingkungan. Merokok mencabik-cabik ekonomi perokok dari keluarga miskin. Merokok menyebabkan kanker, impotensi, merusak janin, sudah saya baca dengan sebaik-baiknya dan pesan terselubung agar orang tak merokok, saya taati. Di sana dengan sendirinya mungkin ada kebenaran. Jadi saya tak pernah berusaha untuk merasa tak setuju dengan anggapan-anggapan itu.

Tapi sesudah membaca tulisan Wanda Hamilton bahwa data yang diklaim sebagai kebenaran oleh para pejuang antri rokok dianggap tidak sahih, saya mulai terlibat dalam pemikiran tentang benar-salah di dalamnya. Dan ketika disebutkan bahwa yang terjadi di tengah gerakan anti rokok itu sebenarnya perang bisnis yang tidak adil, saya memperkukuh pemikiran mengenai ketidakadilan ini sebagai bagian dari kekuatan sosial-ekonomi yang patut diperhatikan lebih seksama. Sikap tidak adil tak bisa dibiarkan begitu saja.

Kemudian ketika Bloomberg Inisiative mengumumkan bahwa lembaga itu menyeponsori ilmuwan, kaum profesional, lembaga penelitian, lembaga yang mengamati produk dan kenyamanan hidup masyarakat yang membelinya, juga, termasuk, menyeponsori lembaga keagamaan, agar membuat fatwa haram atas rokok, maka jelas bagi saya, bahwa ada sesuatu tingkah laku yang mencerminkan keserakahan global.

Banyak pihak dipengaruhi dengan duit. Para pejabat di Departemen, tingkat menteri, di bawah menteri, gubernur, bawahannya, bupati atau wali kota dan bawahan mereka, semua menjadi korban yang berbahagia, karena limpahan duit yang tak sedikit jumlahya untuk masing-masing pihak. Mereka menjadi korban kecil, karena harus membuat aturan dan sejumlah larangan merokok, yang mungkin tak sepenuhnya cocok dengan hati nurani.

Tapi apa artinya hati nurani di jaman edan ini dibanding duit melimpah? Para pejabat itu rela membunuh hati nurani mereka sendiri demi duit. Dan sayapun makin marah. Kemarahan itu makin jelas dan makin jelas bentukideologinya. Dengan begitu apa yang pribadi, bisa dikesampingkan.

Gerakan itu alur rasionya demi kesehatan lingkungan. Tapi tak tahukah mereka, bahwa di balik logika kesehatan itu ada keserakahan kaum kapitalis asing yang hendak menguasai bisnis global di bidang kretek? Kretek kita sangat khas. Dan di negeri orang bule, kretek kita mengantam telak perdagangan rokok putih mereka. Kretek unggul. Dan karena itu mereka berhitung bagaimana kretek bisa mereka caplok.

Djie Sam Su Sampoerna sudah dikuasai Phlilip Morris. Bentuk sudah dikuasai BAT, yang sejak puluhan tahun lalu hendak mencaplok kretek kita. Pada mulanya saya bergabung dengan asosiasi Petani Tembakau (APTI) Jawa Tengah, sebagai penasihat para pengrusnya. Saya wira wiri ke daerah tiga gunung: Sumbing, Sindoro, Perahu. Sambil melakukan penelitian, saya juga melakukan advokasi, membela para petani tadi.

Tapi persoalan berkembang sangat cepat. DPR menyusun RUU. Pe,erintah menyusun RPP. Intinya hendak membunuh kretek. Dan petani dipaksa melakukan alih fungsi lahan, untuk bercocok tanam lain selain tembakau. Ini sudah merupakan kekerasan dan pelanggaran hak hidup yang luar biasa, karena pengaruh para kapitalis asing makin besar.
Bagi saya, mereka bukan lagi kapitalis, melainkan kapitalis yang serakah sekaligus kolonialis dan imperialis. Kapitalis silahkan saja berebut lahan bisnis dan melakukan perang bisnis secara fair, terbuka, dengan semangat kompetisi bebas yang dibangggakan Amerika Serikat. Tapi bukan kompetisi bukan perang dagang yang terjadi. Semangat kaum penjajah seperti di zaman VOC dulu, lahir kembali dalam bentuk baru.

Dengan memperalat---atau mungkin kerjasama---dengan pejabat, aktivis, kaum profesional, ilmuwan dan kaum rohaniwan yang bekerja di lembaga keagamaan---langkah mereka menjadi makin kukuh. Dan saya pun makin gigih melakukan perlawanan dengan tulisan.

Sebagai warga negara Indonesia, yang hidup di sini, makin dan tenteram di sini, relakah saya membiarkan orang asing berjumpalitan membunuh bisinis bangsa kita sendiri? Saya tidak rela. Melihat kaum profesional, aktivis, ilmuwan, rohaniwan, teman-teman saya dijerumuskan ke jurang kehinaan macam itu, haruskah saya diam? Saya tidak rela.
Tapi apakah dengan begitu saya tak sadar telah membela kapitalis? Saya membela kapitalis Indonesia yang membayar pajak untuk negeri kita, yang memberi lapangan kerja bagi bangsa kita, yang membayar banyak pungutan, dan hitunglah cukai yang enam puluh lima trilliun itu, semua untuk Indonesia. Kalau saya membela mereka, dan melawan kapitalis yang sekaligus kolonialis dan imperialis, apa yang salah?

Saya membela petani. Saya membela pabrik, dan semuanya demi melawan kolonialis dan imperialias yang kejam, dan menghancurkan kehidupan bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika Latin. Efek kolonialisasi dalam jiwa bangsa kita belum sembuh. Kita masih merasa minder pada bangsa Barat. Kita masih menganggap mereka suri teladan mulia.
Tak ada kemuliaan bagi penjajah. Negeri kita hancur karena mereka. Kita diadu domba karena duit. Kita bertengkar karena alasan palsu. Keuntungan ada di kaum kolonialis. Dan saya waspada. Ideologi melawan kaum kolonialis dan ipmerialis menggumpal dalam diri saya.

Lalu muncullah sebuah penelitian ilmiah Prof. Sutiman, ahli biologi, dari Universitas Brawijaya, Malang, yang mengembangkan penelitian bertahun-tahun sebelumnya, yang dilakukan Dr. Gretha Zahar. Ibu Gretha, ahli fisika yang gigih menolong para penderita kanker yang tak sembuh di rumah sakit. Di tangan beliau mereka sembuh. Juga isteri Prof. Sutiman yang menderita kanker payudara.

Maka, sejak itu Prof. Sutiman, ahli biologi itu lalu melakukan penelitian laboratorium dengan temuan mengejutkan: bahwa kretek itu sehat. Ibu Gretha medmproduksi kretek sehat itu buat penyembuhan para pasien. Kretek itu disebut Divine Kretek. Isinya protein, asam amino dan banyak zat bagus lainnya. Asam amino mengganti sel-sel tubuh yang mati. Membuat kita, yang sudah degeneratif, menjadi regeneratif lagi.

Dan saya pun merokok pada usia 58 tahun lebih beberapa bulan. Saya merokok karena ideologi yang saya sebutkan di atas.

Wednesday, September 19, 2018

Apa yang Anda Bayangkan Pertama Kali Ketika Mendengar Kata "Kretek"? Apa Baru Kali Ini Anda Mendengar Kata Tersebut?

Menguak Rahasia Dibalik Penemu Rokok Kretek

Rokok kretek adalah rokok yang menggunakan tembakau asli yang dikeringkan, dipadukan dengan saus cengkeh dan saat dihisap terdengar bunyi kretek-kretek. Rokok kretek berbeda dengan rokok yang menggunakan tembakau buatan. Jenis cerutu merupakan simbol rokok kretek yang luar biasa, semuanya alami tanpa ada campuran apapun, dan pembuatannya tidak bisa menggunakan mesin. Masih memanfaatkan tangan pengrajin. Ulasan tentang sejarah rokok kretek di Indonesia bermula dari kota Kudus.
Ada Rokok Kretek Non-Filter dan Rokok Kretek Filter. Kretek yang non-filter masih terbagi dari yang tingwe (kependekan dari bahasa Jawa, ngelinting déwé yang berarti melinting sendiri, untuk diartikan sebagai lintingan tangan) tanpa saus tambahan, cerutu, klobot dan lintingan mesin dengan tambahan saus cengkeh. Sedangkan kretek dengan filter berisi semacam gabus yang berfungsi menyaring nikotin dari pembakaran tembakau dan cengkeh.
Cengkeh kering yang menjadi bahan pembuatan rokok kretek.

Kisah kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas memang asal-usul yang akurat tentang rokok kretek. Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Setelah itu, sakitnya pun reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.

Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasa sakitnya hilang. Ia mewartakan penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini pun menyebar cepat. Permintaan “rokok obat” ini pun mengalir. Djamari melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi “kretek”, maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan “rokok kretek”. Awalnya, kretek ini dibungkus klobot atau daun jagung kering. Dijual per ikat dimana setiap ikat terdiri dari 10, tanpa selubung kemasan sama sekali. Rokok kretek pun kian dikenal. Konon Djamari meninggal pada 1890. Identitas dan asal-usulnya hingga kini masih samar. Hanya temuannya itu yang terus berkembang.

Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek “Tjap Bal Tiga”. Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di Indonesia.

Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelum Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok “klobot” (rokok kretek dengan bungkus daun jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.

#Rokok
#Kretek
#Kretekus
#Sejarah

Friday, September 14, 2018

Anda Perlu Tahu !!! Perokok Jangan Sampai Tidak Tahu Jenis-Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.

1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

2. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.

Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

3. Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkarujung rokok sama besar.

Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :

Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain.

Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain.

4. Rokok berdasarkan penggunaan filter.

Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

5. Dilihat dari komposisinya :

Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik. Biasa ditemukan di Asia Tenggara dan India.
Cigar: Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau. Ada berbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang terkenal dari Havana, Kuba.
Kretek: Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia.
Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di AsiaTenggara dan India. Bahkan 56 persen perempuan India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang diisap dengan hidung atau mulut.
Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-buahan yang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur seperti dikafe-kafe.

Wednesday, September 12, 2018

Jangan takut rokok!!! Merokoklah! Karena rokok juga ada manfaatnya.

Manfaat Rokok Kretek (Rokok yang Ada Cengkehnya)

Anda pasti terkaget-kaget ketika membaca judul warta ini. Sama seperti terkejutnya saya ketika pertama kali membaca dari sumbernya. Saya sadar informasi negatif tentang rokok dan kebiasaan merokok dijejalkan kepada kita sudah sejak lama. Sebagian besar menghubung-hubungkan dampak buruk asap rokok dan zat-zat yang terkandung di dalamnya terhadap kesehatan tubuh manusia. Informasi tersebut diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian sebagai kebenaran mutlak yang tidak perlu diperdebatkan.

Namun tidak demikian dengan para ilmuwan. Sesuai dengan bidang ilmunya mereka mengadakan penelitian seputar dampak rokok dan merokok bagi kesehatan dengan berangkat dari dasar pemikiran yang netral.  Mereka mencoba menggali adakah manfaat zat-zat yang terdapat di dalam sebatang rokok untuk kesehatan manusia, yang selama ini sudah diberi stigma negatif secara luas.

Warta ini tentu tidak bermaksud mengajak Anda untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan Anda mengisap asap tembakau. Tetapi adalah hak Anda untuk percaya atau tidak bahwa nikotin dan zat-zat lain yang juga berasal dari alam dan berada di dalam rokok juga mempunyai kegunaan.

Berikut beberapa riset yang menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Saya bukan seorang dokter atau peneliti bidang kesehatan, jadi pembahasan ilmiah tentang isi warta ini bisa diperdebatkan oleh para pakar sendiri.

1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian terbaru menambah kuat bukti sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok dapat melindungi manusia dari penyakit Parkinson.  Secara khusus, penelitian baru tersebut menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok dan berkurangnya resiko penyakit Parkinson.  Artinya, efek perlindungan terhadap Parkinson berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya.
Studi lain mengenai pengaruh positif merokok terhadap Parkinson Desease (PD) adalah sebuah penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin oleh dr. Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan ketika dosis dihitung sampai 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis.  Mereka menyimpulkan bahwa temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok cenderung memiliki PD.
Masih banyak penelitian yang lainnya mengenai kebiasaan merokok yang berguna melawan Parkinson.

2. Perokok Lebih Kuat dan Cepat Sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke.
Penelitian besar menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas, seperti pembuluh darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak (stroke).
Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang lebih cepat. Penelitian lain menyebutkan karbon monoksida dapat mengurangi serangan jantung dan stroke.  Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu para korban serangan jantung dan stroke.  Karbon monoksida menghambat pembekuan darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri.  Para peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah penumpukan sel darah putih.  Baru-baru ini oksida nitrat telah ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung fisiologis terpenting kedua secara internal.  Oleh karena itu tidak akan mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage).

3. Merokok Mengurangi Resiko Penyakit Susut Gusi yang Parah.
Dulu disebutkan bahwa tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut.  Padahal sebuah studi menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah terhadap penyakit gusi.

4. Merokok Mencegah Asma dan Penyakit Karena Alergi Lainnya.
Sebuah studi dari dua generasi penduduk Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari cenderung memiliki peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, asma alergi, eksim atopik dan alergi makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah merokok.  Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama.

5. Nikotin Membunuh Kuman Penyebab Tuberculosis (TBC).
Suatu hari Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF).  Senyawa ini menghentikan pertumbuhan kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah zat yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok.

6. Merokok Mencegah Kanker Kulit yang Langka.
Seorang peneliti pada National Cancer Institute berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan kanker kulit yang menimpa terutama orang tua di Mediterania wilayah Italia Selatan, Yunani dan Israel.  Bukan berarti merokok disarankan untuk populasi itu, kata dr. James Goedert, namun yang penting adalah merokok tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan ini adalah sebuah pengakuan dari peneliti di National Cancer Institute bahwa ada manfaat dari rokok.

7. Merokok Mengurangi Resiko Terkena Kanker Payudara.
Sebuah penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara), yang merokok selama lebih dari 4 pak per tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun merokok), menurut statistik ternyata mengalami penurunan signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara, bila dibandingkan dengan pembawa yang tidak pernah merokok.  Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen.

8. Nitrat Oksida dalam Nikotin Mengurangi Radang Usus Besar.
Nikotin mengurangi aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus ulcerative colitis (UC) atau radang usus. Temuan ini dapat menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan merokok) terhadap UC dan dapat menjelaskan mengenai disfungsi penggerak kolon pada penyakit aktif.

9. Efek Transdermal Nikotin pada Kinerja Kognitif (Berpikir) Penderita Down Syndrome.
Sebuah penelitian mengenai pengaruh rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan, dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif pada lima orang dewasa dengan gangguan.  Perbaikan kemungkinan berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang terlihat pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatannya.
Down syndrome adalah penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh dr. John Longdon Down.

10. Merokok Baik bagi Ibu Hamil, untuk Mencegah Hipertensi di Masa Kehamilan dan Penularan Ibu-Anak Infeksi Helicobacter Pylori.
Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya resiko Preeklamsia dengan paparan tembakau Eksposur.  Preeklamsia adalah kondisi medis dimana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin.  Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu manfaat dari merokok selama kehamilan.
Temuan ini, diperoleh dengan menggunakan uji laboratorium, mengkonfirmasi penurunan resiko preeklamsia berkembang dengan paparan tembakau (Am J Obstet Gynecol 1999;. 181:1192-6.)
Sebuah penelitian lain menemukan hubungan terbalik yang kuat antara ibu yang merokok dan infeksi Helicobacter pylori di antara anak-anak prasekolah, dimana ditunjukkan kemungkinan bahwa penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang efisien jika ibu merokok.
Untuk mengevaluasi hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi dimana infeksi H. pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada nafas) dalam 947 anak-anak prasekolah dan ibu-ibu mereka.  Kami memperoleh informasi rinci tentang faktor-faktor resiko potensial untuk infeksi, termasuk ibu merokok, dengan menggunakan kuesioner standar. Secara keseluruhan, 9,8% (93 dari 947) dari anak-anak dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah terinfeksi.  Prevalensi (rasio jumlah kejadian penyakit dengan unit pada populasi beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara anak-anak dari ibu yang tidak terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang terinfeksi (24,7%).
Ada hubungan terbalik yang kuat infeksi anak-anak dengan ibu yang merokok (odds rasio atau penyimpangan disesuaikan = 0,24; interval kepercayaan 95% = 0,12-0,49) di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi, tetapi tidak di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi.  Hasil ini mendukung hipotesis dari peran utama untuk penularan ibu-anak berupa infeksi H. pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jika si ibu merokok.

Barangkali Anda mencurigai bahwa riset-riset ini didanai oleh perusahaan rokok. Tapi riset-riset ini tidak pernah dipublikasikan secara meluas, kalau memang bertujuan mendukung promosi rokok. Sedangkan informasi ilmiah mengenai bahaya merokok sangat dominan. Sebetulnya propaganda anti-rokok inilah yang perlu dicurigai sebagai upaya mendongkrak penjualan obat-obatan dari perusahaan farmasi. Wallahua’lam.

Thursday, May 31, 2018

Kecanduan Agama, Dab?



Agama sebagai Candu dalam Masyarakat

“Agama bagaikan candu” itu dikumukakan oleh Karl Marx. Para pendeta membodohi rakyat dan berusaha untuk mengalihkan langkah revolusi dengan janji-janji mendapatkan surga abadi, tempat mereka yang sanggup menanggung ketidak adilan dunia ini. Mereka akan hidup dalam kesenangan abadi dan kebahagiaan abadi. Bila janji-janji gereja tidak terwujud, mereka akan mengancam, mengatakan, bahwa barang siapa tidak patut pada tuan feudal mereka, berarti tidak patut pada Tuhan, wajar saja bila gereja menggabungkan kekuatan dengan Tzar dan kemewahan dengan menindas para buruh yang bekerja keras. Mereka semua memiliki kamp yang sama dan tahu benar bahwa bila revolusi pecah tidak akan ada penghisap darah yang selamat, baik ia bangsawan atau pendeta.
Ketika janji-janji dan ancaman sudah tidak berhasil, kekerasan terjadi dan hukuman dijatuhkan kepada para pemberontak, karena telah melawan Tuhan dan agama. Karena itulah agama dipandang sebagai musuh nyata dari orang-orang tersebut. Begitulah sehingga muncul ucapan Karl Marx, “Agama adalah candu bagi masyarakat”. Faktanya adalah tokoh-tokoh agama bertindak bertentangan dengan firman Tuhan dan prinsip agama. Kasus mereka sama dengan penyair, penulis, dan wartawan saat ini yang suka berkubang dalam kotoran bila mereka yakin akan mendapatkan kesenangan yang terlarang dan hanya sesaat saja. Namun kejahatan dari “pemuka agama” seperti ini jauh lebih besar dan lebih menakutkan daripada para penyair, penulis, dan wartawan, karena para “pemuka agama” dianggap melindungi firman Tuhan dan mengetahui esensi dari agama lebih dari siapapun. Mereka dianggap mewujudkan realitas sikap mereka sendiri ketika mereka memalsukan firman Tuhan untuk mendapatkan harga yang sangat tidak pantas.
Sebelum melanjutkan lebih jauh, kami ingin menekankan fakta bahwa mereka ini bukan “pemuka agama” seperti dalam Islam, dan apa yang mereka katakan tidak hanya terbatas pada Islam. Nasib buruk orang-orang Islam sebenarnya berawal dari ketidak tahuan mereka tentang agama mereka sendiri. Orang Islam yang benar-benar lemah dan tertindas, mereka tidak akan dibiarkan sendirian. Tugas masyarakat Isalm adalah memerangi penindasan dan memberantas mereka dari hal tersebut. Pesan Islam bukan aktif bekerja untuk mewujudkan keinginan yang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah yang benar, dan menerima dengan ikhlas sesuatu yang tidak bisa diubah. Namun bila ada ketidak adilan yang bisa dicegah, Tuhan tidak suka dengan orang-orang yang tidak melakukan apapun untuk melawannya. Bila di dunia ini ada agama yang bisa disebut sebagai candu masyarakat, maka Islam bukan agama tersebut, karena Islam menyangkal segala bentuk ketidak-adilan dan mengancam mereka yang menerimanya dengan pasrah tanpa berbuat apapun.
Agama tampak membunuh kesadaran manusia dan menghalangi manusia untuk maju. Bahkan sisa-sisa fanatisme beragama sampai saat ini pun masih dapat kita rasakan. Anehnya agama begitu digandrungi tanpa alasan, walaupun efeknya secara sosial jelas tampak buruk. Maka tak salah fenomena ketidak-sadaran manusia yang diakibatkan oleh doktrin agama oleh Karl Marx disebut sebagai “Candu” (sesuatu yang membuat mabuk dan ketagihan).
Kejahatan yang tidak bisa diampuni adalah bila kita pasrah kepada ketidak-adilan dengan dalih bahwa ia lemah atau tertindas di dunia. Al-Qur’an menggunakan istilah menganiaya diri sendiri atau berdosa terhadap jiwa mereka sendiri, untuk menjelaskan orang yang menerima suatu posisi yang lebih rendah dari pada kedudukan yang diinginkan Tuhan bagi semua orang dan menyerukan kepada mereka untuk bekerja dengan segala daya dan upaya mereka untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Sumber Acuan:
Dr. Quthub Muhammad, Islam Agama Pembebas, Jakarta: Mitra Pustaka, 2001. 
Djamanuri, Ilmu Perbandingan Agama, Jakarta: Rajawali Pers, 1992.

By : Halim Sadega. Jogja, 15 Ramadan 1439.
Videos

Recent Post