Latest News

Tuesday, March 7, 2017

Hal yang Berkaitan dengan Program Studi

Sosiologi Agama Sebagai Solusi Kemajuan Masyarakat


       “Masih banyak Mahasiswa dan masyarakat awam yang memahami Sosiologi Agama sebatas pengertian konsep saja. Sosiologi Agama seharusnya dipahami secara menyeluruh, dengan kata lain Sosiologi Agama harus dipahami sebagai metode yang mampu memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat”, tutur Nurusaadah dalam sambutan kuliah umum prodi Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga (21/2) di ruang Teatrikal Fakultas Ushuludin, Studi Agama dan Pemikiran Islam. Selanjutnya Nurusaadah selaku Kaprodi. Sosiologi Agama, berpesan agar mahasiswa Sosiologi Agama Fakultas Ushuludin, Studi Agama dan Pemikiran Islam mampu berfikir kritis dan melakukan kegiatan riil untuk memajukan masyarakat.

        Pada kuliah umum ini dihadirkan Fitri Andyaswuri, S. Psi, LC , aktivis pada South East Asia Popular Communication Program (SEAPCP), lembaga yang aktif dalam kepedulian sosial dan penguatan masyarakat akar rumput. “ Beruntung sekali mahasiswa Prodi Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga yang mampu belajar satu paket keilmuan secara menyeluruh, karena mempelajari Sosiologi dan Agama yang jarang dimiliki oleh universitas lain. Indonesia adalah negara yang kaya raya, karena terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama. Hal inilah yang menjadikan potensial Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera”, tutur Fitri di awal kuliah umum yang bertajuk “ Bersama Masyarakat Setempat untuk Penguatan Akar Rumput ”.


         Kuliah umum ini bertujuan untuk membekali mahasiswa Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ushuludin, Studi Agama dan Pemikiran Islam sebelum melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Praktek Kerja Lapangan (PKL), sehingga program kerja yang dilakukan akan maksimal.

         Lebih jauh Fitri memaparkan, Sudah saatnya mahasiswa maju bersama dengan masyarakat untuk mewujudkan perubahan dalam masyarakat. Sehingga sebagai mahasiswa harus mampu mengoptimalkan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Praktek Kerja Lapangan (PKL), sebagai ajang untuk benar-benar mengabdi pada masyarakat bukan hanya sekedar formalitas saja. Ada enam siklus yang dapat dipakai untuk bekerja sama membangun masyarakat setempat, siklus pertama yaitu start from the people, yaitu menganalisis permasalahan mulai dari masyarakat itu sendiri, dapat dilihat melalui kehidupan mereka sehari-hari berdasarkan sudut pandang masyarakat itu sendiri, bukan dari sudut pandang mahasiswa. Siklus yang kedua yaitu help them think together, yang berarti bahwa mahasiswa mampu mengajak masyarakat untuk berfikir kritis, selalu memancing masyarakat untuk berfikir kritis dan menganalisis secara kritis permasalahan yang dihadapi. Ketergantungan masyarakat kepada mahasiswa harus dihindari, mengingat waktu pendampingan terhadap masyarakat terbatas, sehingga mahasiswa harus mampu mengarahkan masyarakat untuk mandiri.

         Siklus yang ketiga yaitu Achieve a common understanding of the situation, mengajak masyarakat untuk memahami gambaran realitas (kini) vs kondisi yang diharapakan, sehingga akan mampu memetakan solusi yang tepat untuk permasalahan yang dihadapi masyarakat. Siklus yang keempat yaitu gain news awarness knowledge and atittude artinya menuntun masyarakat untuk mencapai pengetahuanm, kesadaran kritis, dan perilaku baru. Selanjutnya menuntun masyarkat untuk melakukan tindakan riil atas solusi permasalahan yang mereka hadapi. Dengan kata lain menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama.

        Siklus yang kelima adalah new awarness should lead to action yang berarti bahwa Mahasiswa dan masyarakat melakukan tindakan dan melakukan perhitungan sumberdaya yang dimiliki, kekurangan-kekurangan, dan melakukan penilaian secara cermat atas tindakan yang dilakukan bersama. Siklus yang terakhir adalah evaluate actin and plan for other step yaitu melakukan evaluasi bersama dan melakukan rencana selanjutnya untuk mendukung program yang telah dilakukan. Yang perlu dipertimbangkan dalam tahapan bekerja bersama masyarkat adalah sensitivitas kepada kelompok tertentu seperti perempuan, anak-anak, lansia dan difabel, jika perlu menggabungkan mereka dalam pertemuan umum untuk mewujudkan tujuan bersama. Siklus ini harus berjalan terus menerus, jelas Fitri.

         Fitri juga berpesan kepada mahasiswa, agar setelah lulus menjadi sarjana untuk mengambil langkah pulang ke asal daerah masing-masing untuk membangun desa dan daerah masing-masing. (Doni-Humas UIN Sunan Kalijaga).
Sumber postingan : http://uin-suka.ac.id/page/berita/detail/538/sosiologi-agama-sebagai-solusi-kemajuan-masyarakat

No comments:

Post a Comment

Recent Post