Latest News

Monday, December 4, 2017

Otobiografi : Aku, Quran, dan Hadis

Indahnya Masa-Masa Mengaji di TPA Al-Huda
Alhamdulillah, saya terlahir di dalam keluarga yang muslim dan sangat taat akan agama. Ayah saya orang biasa. Bukan ustadz, bukan guru agama. Tidak jebolan dari pondok. Tidak pernah sekolah di madrasah. Tidak pernah belajar atau sekolah khusus untuk mendalami agama. Ibu saya pun demikian. Tetapi untuk dengan urusan agama, entah ayah maupun ibu, sangatlah tegas dengan hal tersebut. Kepada keluarga, dan kepada anak-anaknya khususnya. Tetapi ayah saya sejak kecil untuk hal-hal agama dipelajarinya sendiri, dan juga mengikuti mengaji di TPAnya di rumahnya dulu.
Kakak saya mulai dari Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar masih di sekolah umum biasa. Namun setelah itu dia masuk di madrasah, dan melanjutkan lagi di Pondok Modern Gontor Darussalam. Dan sekarang menyelesaikan studinya di UIN Sunan Kalijaga. Untuk hal-hal berkaitan dengan agama sudah jelas dia mempelajarinya. Kalau adik saya dari Taman Kanak-Kanak tidak mau disekolah pada sekolah-sekolah umum. Dan akhirnya dia Taman Kanak-Kanak sekolah di Kusuma Mulia. Selanjutnya untuk Sekolah Dasar dia juga tidak mau disekolahkan di sekolah umum, sekolah favoritpun di kota tersebut. Adik saya lebih memilih melanjutkan Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Islam NU.
Disini saya sedikit merasa berbeda. Karena apa? Karena saya dalam perjalan sekolah saya hanya merasakan sekolah madrasah satu kali, yaitu pada tingkat SLTA (di Madrasah Tsanawiyah). Selain itu saya hanya sekolah di Taman Kanak-Kanak biasa, di Sekolah Dasar Standar Nasional umum, dan juga di Sekolah Menengah Atas. Dan sekarang saya sedang mencari ilmu pada salah satu perguruan tinggi di Slema, Jogjakarta.
Dalam keluarga saya, untuk urusan agama sangatlah tegas. Walaupun saya tidak sekolah di madrasah-madrasah, saya di rumah ikut mengaji di TPA yang bertempat di Masjid Assalam. Kebetulan tempat mengaji tidak jauh dari rumah. Hanya tinggal menyebrang jalan saja. Saya mengaji di TPA sejak kurang lebih umur lima tahun sampai dengan saya kelas enam pada Sekolah Dasar. Pada pertama masuk TPA tentu saya tidak berangkat sendiri. Saya pertama diantar ibu saya, dan ditunggu sampai saya pulang. TPA saya dulu masuk pukul tiga sore dan pulang pukul lima sore. Masuk mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Dan setelah sekitaran saya kelas satu atau dua Sekolah Dasar, saya sudah berangkat sendiri ke TPA. Tidak sedikit kegiatan dari TPA itu sendiri. Selain mengaji, ada agenda lain yang ini menjadi daya tarik saya juga teman-teman saya dulu untuk masuk TPA tersebut. Agenda lain ada lomba-lomba pada peringatan hari besar Islam, ada jalan santai yang hadiahnya juga bagus-bagus, ada rekreasi ke tempat wisata. Itu semua diadakan pada saat-saat tertentu.
Kegiatan dalam mengaji di TPA saya dulu mulai masuk anak-anak  membaca do’a pembukaan, lalu mengumpulkan kartu dan mengantri untuk mengaji. Mengajinya tingkatan pertama ustadzah mengajarkan mulai dari iqro jilid satu. Setelah lancar, lalu lanjut lagi ke iqro jilid dua, begitupun seterusnya, sampai jilid enam. Setelah selesai iqro’, lalu lanjut mengaji Al-Qur’an mulai juz satu, dan juga seterusnya. Namun pada iqro maupun Qur’an saya tidak selalu diberi keterangan “Lancar” oleh ustadzah, namun saya juga pernah mendapat keterangan “Ulangi”. Itu artinya saya hari berikutnya harus mengulang lagi mengaji apa yang hari kemaren dibaca. Tetapi kalau dapat “Lancar”, itu artinya bisa lanjut mengaji pada halaman / jilid / juz selanjutnya.
Setelah mengaji, saya bisa istirahat dulu. Karena sistemnya yang sudah selesai mengaji, anak-anak bisa istirahat dulu. Nanti bila semua sudah selesai mengaji, baru masuk lagi. Ketika istirahat disekitar situ ada beberapa penjual jajanan yang disukai anak-anak, contohnya pentol selup, arum manis, jualan mainan, somay, dan lain sebaginya. Tapi saya sangat jarang sekali beli jajanan di tempat saya mengaji. Dan sebagai ganti dengan saya yang tidak beli jajanan, saya bermain bersama teman-teman lain, bermain sepak bola. Tempatnya bermain sepak bola cukup di pelataran masjid tempat saya mengaji itu. Saya waktu sangat senang sekali, riang gembira bermain bersama teman-teman. Ingin rasanya bermain-main lagi seperti dulu.
Dan teman-teman saya sudah selesai mengaji semuanya. Lalu ada satu anak teriak “Masuk... Masuk... Masukkk..”. Itu artinya kita semua harus masuk masuk, dan persiapan untuk pulang. Namun sebelumnya anak disuruh baca entah do’a sehari-hari entah surat-surat pendek (Juz ‘Amma). Nurut sama ustadzah disuruh baca apa. Disini bacanya kita bersama-sama. Setelah baca do’a sehari-hari dan juga surat-surat pendek, dan waktu menunjukkan pukul lima sore, itu artinya TPA waktunya untuk pulang. Dan waktu itu untuk  anak laki-laki yang sebagian tidak langsung pulang. Nanti pulangnya setelah sholat isya’. Saya bersama teman-teman setelah pulang TPA kegiatannya yaitu melanjutkan bermain. Bisa bermain petak umpet, sepak bola, sampai main layangan di tengah sawah. Kami bermain sampai dengan hampir adzan maghrib dikumandangkan, bahkan sampai terdengar adzan. Namanya juga anak-anak kan ya.
Setelah saya selesai bermain, lalu ambil air wudlu terus sholat maghrib berjamaah di masjid. Setelah selesai sholat maghrib berjamaah, di masjid ada kegiatan rutin, yaitu mengaji Al-Qur’an dan kajian Hadist. Yang itu waktunya mulai setelah sholat maghrib sampai menjelang sholat isya’. Bagi yang mau ikut, yang silahkan ikut, yang tidak bisa pulang. Tapi teman-teman saya tadi yang mengajinya sudah sampai Al-Qur’an, dia bisa ikutan mengaji bersama itu tadi. Yang masi iqro, biasanya bermain di serambi masjid. Dengan catatan tidak ramai dan mengganggu orang-orang yang sedang mengaji. Setelah selesai mengaji Al-Qur’an, lalu akan dibacakan beberapa Hadist, dan dikaji juga akan ada tanya jawab. Dan sampailah saatnya adzan untuk sholat isya’, lalu kami semua sholat isya’. Setelah sholat isya’ berjamaah, saya pulang bersama keluarga ke rumah. Dilanjutkan kegiatan makan malam bersama keluraga di rumah.

Begitulah kegiatan-kegiatan di TPA saya. Dan sampailah saya pada kelas enam Sekolah Dasar. Saya akhirnya mengakhiri untuk di TPA tersebut alhamdulillah, waktu itu saya sudah bisa baca Al-Qur’an. Entah sudah sampai juz berapa, saya lupa. Dan untuk anak-anak yang akan meluluskan diri dari TPA tersebut, disuruh mengikuti pemfotoan resmi, yang nantinya akan ditempel pada sertifikat. Jadi setelah kami mengaji di TPA tersebut, anak-anak akan mendapatkan sertifikat yang isinya telah mengikuti serangkain kegiatan daripada TPA di tempat tersebut. Namun setelah saya berhenti ikut mengaji di TPA, saya tetap dianjurkan oleh orang tua saya untuk bersama-sama ikut mengaji Al-Qur’an dan mengikuti kajian Hadist setelah sholat maghrib berjamaah. Itu masi saya lakukan sampai saat ini, bila saya sedang berada di rumah. Sungguh ingin rasanya kembali merasakan jaman-jaman dulu yang masih enak-enakan main bareng teman-teman di rumah, di halaman masjid. Dan terima kasih buat para pembaca semuanya, telah membaca tulisan ini mulai awal hingga akhir. (HalimSadega, 291117, 1349)

1 comment:

Recent Post